Selasa, 29 Mei 2012

friendships can be destroyed by love

if there is a general story line, characters, places, and others who may not be intentional or pure fiction.


not bashing because it's a beautiful peace ..
Nor is plagiarism because it's a sin!
jangan jadi silent readers yaak!!




Genre : Romance, Friendship
Cast:
Kwon Yuri (SNSD)
Im Yoona Ah (SNSD)
Choi Siwon (SuJu)

Other Cast :
Donghae (SuJu)
Jessica (SNSD)



=======================


Namaku Kwon Yuri. Aku punya shabat yang bernama Yoona. Kita selalu bermain dan menghabiskan waktu bersama. Di sekolah aku mengagumi salah satu namja di Sekolah. Dari dulu aku sudah mengharapkannya untuk jadi milikku. Begitu juga dengan Yoona. Yoona sangat mendukung hubunganku dengan namja itu.
Aku ingin berniat pergi ke sekolah untuk mengikuti ekskul di sekolah. Sore yang cukup panas membuatku malas untuk pergi ke sekolah. Namun, malasku itu dapat terkalahkan saat melihat sosok namja yang aku sukai. Aku pergi ke sekolah dengan bersemangat menemui namja itu.

Saat di sekolah aku melihat namja itu dengan teman-temannya. Namja yang memakai kaos biru dan celana yang pendek. Wajahnya melukiskan kebahagiaan didalam dirinya. Canda tawa dengan teman-temannya itu sangat mengasyikkan.

Aku dan sahabatku Yoona berjalan melewati namja itu. Namja itu melihatku dan Yoona berjalan di depannya.

“Yul!” panggil namja itu.

Aku pun berjalan menujunya yang diikuti Yoona di belakangku. Aku tidak mengira yang di panggilnya adalah aku. Sebenarnya disampingku ada Yoona yang lebih perfect dariku.

“Wae Won?” aku tanya pada namja itu yang bernama Siwon.

“Ani, bisa kita bicara berdua?” tawarnya.

“Ne,” jawabku bersemangat.

Aku dan Siwon berjalan mengintari sekolah dengan berbicara banyak hal. Kami sangat terlihat akrab dan canda tawapun sangat terlihat di antara kita. Aku sangat mengharapkan hal ini terjadi dalam waktu yang lama, tapi Siwon harus mengikuti ekskulnya yaitu basket.
“Sudah waktunya aku latihan,” pamit Siwon.

“Ne,” iyaku.

Aku melihat Siwon dari kejauhan. Ia sungguh tampan dengan skillnya mendribble dan langsung memasukkan bola kedalam ring.

Saat latihan Siwon selesai, kita bertemu lagi di depan sekolah. Ia menawariku untuk pulang bersamanya. Ku berharap ini awal dari kedekatanku dengan Siwon yang selama ini ku pendam. Aku pun ikut pulang bersama Siwon dengan sepeda motornya.

Dag Dig Dug

Dalam perjalanan jantungku tidak bisa dikontrol. Jantungku sungguh berdebar keras seperti hampir lepas. Aku memberanikan diri untuk bertanya sesuatu.

“Adakah yeoja yang kamu sukai?” tanyaku saat berada di lampu lalu lintas.

“Ne,” jawabnya singkat. “Waeyo?” tanyanya.

“Ani, gwaencanha. Siapa yeoja itu?” tanyaku lagi.

“Kelas sepuluh,” jawabnya.

“Sepuluh apa?” tanyaku mengintrogasi.

“Sepuluh Lima,” jawabnya.

Aku tertegun dengan hal ini. Aku yang kelas sepuluh lima merasa sangat senang. Aku berfikir tidak ada yang didekati Siwon di sepuluh lima kecuali aku dan Yoona. Tapi, Yoona berarap pada Taecyeon. Yoona selalu curhat denganku masalah perasaan sukanya dengan Taecyeon dan Siwon tau itu.


———-

Matahari mulai terbenam. Butiran-butiran air mulai berjatuhan ketanah yang terdengar sangat keras di telingaku. 
Hujan yang cukup deras membuatku merasa kedinginan. Aku tidak bisa melupakan kejadian tadi sore.

Aku duduk disamping jendela kamarku dengan melihat keluar. Kulihat hujan ini tidak dapat berhenti dari tadi. Aku merasa perasaanku sangat tidak tenang. Entah karena kedinginan ini atau yang lain.

KRING… KRING… KRING…

Suara handphoneku berbunyi. Aku melihat nama penelepon ternyata Siwon yang meneleponku. Aku sungguh terkejut Siwon meneleponku jam sembilan malam. Aku pun langsung mengangkat telepon itu.

“Aku di terima!” teriak Siwon yang seketika ku angkat telepon darinya.

“Diterima apa?” tanyaku kebingungan.

“Aku.. Aku.. Aku..,” kata Siwon terbatah-batah karena terlalu senangnya.

“Aku apa?” tanyaku lagi yang semakin penasaran.

“Aku di terima sama Yoona,” jawab Siwon.

“Yoona?” tanyaku yang semakin penasaran.

“Aku menyatakan cintaku pada Yoona dan ia menerimanya,” jelas Siwon.

DEG!

Jantungku serasa ingin lepas mendengar itu. Aku gak menyangka kalau Yoona yang menjadi yeojachingunya. Yoona yang selama ini berharap kepada Taecyeon menerima Siwon menjadi namjachingunya.

“Gwaencanha Yul?” tanyanya yang mendengar isak tangis ku.

Aku langsung menutup telepon itu. Aku tidak sanggup merasakan sakitnya hati ini. Aku sungguh tidak menyangka Yoona yang selama ini menjadi sahabatku menusukku dari belakang.

Semalaman aku menangis merasakan rasa sakit ini. Aku gak bisa menahan air mataku yang terus keluar. Aku yang duduk di dekat jendela dan melihat hujan yang tidak kunjung henti, seperti ikut merasakan rasa sakit hatiku. Suara yang cukup keras yang menabrak tanah ini seperti hatiku yang menabrak sesuatu yang membuat keras rasanya.


*****

Matahari menampakkan sinarnya. Semalam dengan cuaca yang mendung dan hujan sekarang menjadi cerah, tapi hatiku berbeda. Sampai saat ini pun hatiku masih terasa mendung dan pelupuk mataku masih ingin mengeluarkan air mata.
Hari ini aku sangat malas untuk bersekolah. Aku gak tau kenapa. Mungin karena terlalu capek setelah ekskul tadi sore atau hati ini yang merasa malas bertemu dengan dua orang yang menyakiti perasaanku.
Aku pergi ke sekolah dengah rasa yang mengganjal di hatiku. Aku tidak ingin bertemu dengan Yoona yang telah menghianatiku.

@School

Setelah kulangkahkan satu kali ke dalam pintu gerbang, aku melihat Yoona bersama Siwon. Hatiku semakin panas. Mereka sangat mesra dan serasi.

Aku lanjutkan langkahku menuju kelas dan menghilangkan pandangan Siwon dan Yoona yang berada di depan ku. Walaupun hati ini tidak kuat untuk menahan rasa sakit ini, aku tetap memperlihatkan diriku yang tetap tegar dan ceria seperti biasanya.

Aku memasuki kelas ku. Aku yang bisanya duduk di sebelah Yoona pindah ke tempat Jessica. Aku menggeret tubuh Donghae yaitu namjachingu Jessica yang saat itu duduk di samping Jessica.

“Mwo!” Donghae yang tidak terima aku mengusirnya dari Jessica.

“Matamu sayup Yul,” kata Jessica yang melihat mataku.

“Ani,” jawabku singkat.

“Yul, kamu habis nangis?” lanjut Donghae.

“…,” aku tidak menjawab pertanyaan Donghae.

Aku tidak kuat untuk menahan air mata ini keluar. Aku langsung memeluk Jessica yang ada di sampingku dan menangis dibahunya. Jessica yang merasa aku mulai menangis, ia mengelus punggunggu dengan halus.

“Waeyeo Yul?” tanya Jessica. “Siwon dengan Yoona?” lanjutnya.

Aku kaget dan lepas dari pelukannya. Jessica tau masalahku dengan Siwon dan Yoona. Aku tidak pernah cerita kalau aku suka sama Siwon.

“Ani!” jawabku tegas.

“Jangan bohong Yul, aku tau semuanya. Tadi Yoona mengasihkan surat ini kepada ku untuk mu,” jelas Jessica dengan memberikan surat itu. “Mian Yul, tadi sempet di buka sama Donghae,” maaf Jessica padaku.

“Hehehe… Mian Yul, aku gak sengaja mbuka suratnya,” Donghae juga minta maaf.

Aku membuka surat itu perlahan-lahan. Aku pun mulai membaca itu dalam hati.


Yuri sahabatku, Mianhaeyo..
Aku sekarang menjadi yeojachingu Siwon.
Siwon menyatakan cintanya baru tadi malam dan aku menerimanya.
Sebenarnya aku juga mencintai Siwon, tapi aku lebih berharap pada Taecyeon.
Aku gak bisa nunggu Taecyeon terlalu lama jadi, aku menerima Siwon menjadi namjachinguku.
Jangan marah ya,,
Mianhae,

Yoona ‘your best friend’


Aku membaca surat itu dengan meneteskan air mata. Aku tidak menyangka kalau sahabatku Yoona juga mencintai Siwon. Aku sangat terpukul dengan hal ini. Yoona tau kalau aku sangat mencintai Siwon. Tapi Yoona merebut Siwon dari ku.

Air mataku tidak dapat berhenti. Aku mengeluarkan air mataku sepuas-puasnya. Aku gak peduli banyak orang yang melihatku menangis. Hatiku benar-benar terasa sakit dengan semua ini.

Tett… Tett… Tett…

Suara bel masuk sekolah berbunyi. Pelajaran pun sudah dimulai. Tapi, hatiku tak kunjung cerah juga. Selama jam pelajaran aku melamun memikirkan semua ini. Aku gak bisa untuk konsentrasi dalam pelajaran.

“Yul!” panggil Jessica pelan dengan menyenggol tanganku.

“…,” aku tidak menjawab panggilannya dan masih melamun.

“Yul,” panggil Jessica lagi.

“KWON YURI!!!!” panggil Mrs. Taeyeon keras yang berhasil membuatku sadar dari lamunanku. “GO OUT!” suruh Mrs. Taeyeon dan aku pun pergi ke luar kelas.

Aku berkeliling sekolah dari pada menunggu di luar kelas. Aku tidak memiliki tujuan kemana aku akan pergi. Aku tidak menyangka ternyata aku lewat di depan kelas Siwon. Aku melihat Siwon konsentrasi belajar berbeda dengan ku yang masih memikirkan semua masalah ini. Kenapa cinta membuatku seperti ini..?

Aku putuskan untuk pergi ke kantin sekolah. Aku duduk sendirian di kantin. Aku merenengkun semua masalah yang ku alami yang sangat menyakitkan untuk ku.

Tes..

Air mataku tiba-tiba jatuh begitu saja. Aku merasakan kesakitan hatiku. Aku sangat menyesal memiliki sahabat seperti Yoona yang telah menghianatiku. Aku juga menyesal karena pernah mencintai Siwon.

Tett… Tett.. Tett…

Bel pulang sekolah berbunyi, semua murid-murid bergegas untuk pulang. Aku memutuskan untuk berada didalam kelas lebih lama. Aku menyuruh Jessica untuk menemaniku disini. Aku menahan air mataku untuk keluar. Aku masih gak mau Yoona melihatku menangis karena cinta ini.

Diluar kelas aku melihat Siwon yang menjemput Yoona. Aku melihat mereka saling menggoda. Siwon yang mencubit pipi Yoona dan Yoona memukul pelan pahu Siwon. Mereka tampak mesra.

Kali ini aku tidak bisa menahan air mataku keluar. Aku meneteskan air mataku dengan derasnya. Aku menangis sambil melihat Siwon dan Yoona yang begitu mesranya.

“Yul,” Jessica menenangkanku dengan mengelus pundaku.

“Jess, menurut mu apa yang berbeda antara aku dengan Yoona?” tanyaku.

“Mwo?” kaget Jessica.

“Wae? Pasti gak bisa jawab kan?” tebak ku.

“Aniyo, tapi,” jawab Jessica.

“Tapi apa? Aku yang paling banyak kekurangan? Dan Yoona banyak kelebihannya?” tebak ku lagi.

“ Ani Yul! Kalian sama saja. Gak ada yang membedakan kalian,” jawab Jessica adil.

“Tapi kenapa semuanya mesti Yoona. Kau tau? Setiap aku dan Yoona pergi bersama, Yoona yang selalu menjadi perhatian. Kalau aku dan Yoona sedang bertengkar, selalu Yoona yang dibela. Aku seperti bukan apa-apa di bandingkan Yoona!” ceritaku pada Jessica dengan suara isak tangis ku.

“Yul, jangan berfikiran seperti itu!” kata Jessica.

“Kamu membelanya?” tanyaku ke Jessica yang melai merasa Jessica memperhatikan Yoona. “Kamu sendiri aja membela Yoona, apa sih yang ada di Yoona?” kesalku.

“Aniyo! Aku gak membela siapa pun. Aku gak membelamu atau pun Yoona,” bela Jessica.

CHU~~~

Aku melihat Siwon mencium kening Yoona. Panas, itu yang kurasakan saat ini. Aku sungguh cemburu melihat keserasian mereka. Aku mengeluarkan air mataku semakin deras lagi. Aku langsung menutup mukaku dengan tanganku. Aku gak mau mereka melihat ku menangis. Aku ingin sekali membuang kenanganku bersama Yoona.

“Jess, boleh pinjam Hp mu?” tanyaku pada Jessica.

“Ne,” jawab Jessica sambil memberikan Hp nya.

Aku membuka facebook dan twitter ku. Aku remove Yoona dalam pertemananku. Aku juga menghapus nomor Yoona di Hp ku. Aku merasa inilah yang terbaik. Menjauh dari mereka dan menghilangkan memoriku dengan mereka.

“Chagi!!” teriak Donghae sambil berlari kearah Jessica.

“Mwo?” tanya Jessica ke Donghae.

“Aku terpilih menjadi tim basket!” seru Donghae dan
Ku lihat Jessica menyenggol pelan Donghae sedikit sambil melihat kearahku.

“Ani, gwaencanha Jess,” elakku yang sepertinya Jessica melihatku dengan merasa bersalah akibat kelakuan Donghae. “Aku harus pulang,” lanjutku yang langsung pergi keluar kelas.


*****


Hari berganti hari. Saat ini cuaca sangat cerah dan cukup panas. Aku berangkat sekolah dan berusaha untuk tidak membangkitkan pikiranku tentang Siwon dan Yoona itu. Aku berdo’a agar tidak ada masalah lagi yang aku hadapi.

Saat di sekolah aku melihat Yoona sudah berada di kelas terlebih dulu dan duduk di bangkunya. Aku berusaha menenangkan amarahku yang mungkin akan muncul. Aku melewati bangku Yoona dan tidak menyapa atau pun menoleh ke Yoona.

Aku pun duduk di bangkuku. Tiba-tiba Yoona berada di depanku dan menghadapku dengan wajah seperti menyesal.

“Yul, mian atas semua ini,” Yoona berusaha untuk minta maaf denganku.

“…,” aku hanya diam saja dan memulai memainkan Hp ku.

“Yul, jangan salahkan aku kalau aku bersama Siwon. Kalau kita saling suka kenapa tidak. Mianhae yul,” kata Yoona lagi.

“…,” aku masih belum bisa menjawab Yoona. “ Jess sekarang ada PR?” tanyaku pada Jessica yang ada di sampingku untuk mengalihkan Yoona.

“Ani,” jawab Jessica singkat.

Ku lihat Yoona pergi dari tempatku dan menuju bangkunya. Aku masih belum bisa memaafkan perilaku Yoona kepadaku.
Saat pelajaran berlagsung ku lihat Yoona sedang merasa bersalah. Ia berbeda dari biasanya. Biasanya yang selalu ceria menjadi muram dan lesu. Tapi, aku masih belum bisa memaafkannya. Perasaan sakit ini sudah terlalu dalam dan membekas dihatiku. Perasaan yang terhianati dari seorang sahabat.

———-

Aku merasa lapar di jam istirahat. Aku putuskan untuk pergi ke kantin membeli sesuatu agar perutku kenyang. Aku memilih makanan di kantin yang telah disediakan. Aku memilih nasi goreng. Belum sempat aku mengambil nasi itu, uangku jatuh dan aku mengambilnya. Setelah ku ambil, aku mengambil nasi goreng dan ternyata Siwon juga ingin mengambil nasi goreng. Ahirnya aku batalkan niatku untuk mengambil nasi goreng dan pergi ke kelas.
Saat di kelas aku melihat Yoona duduk di bangkuku dan membuka buku ku.
“Yoong!” teriakku sampai dibangkuku.
“Yul,” jawab Yoona pelan dan menutup buku yang dibukanya itu.
“Ngapain buka buku pribadiku!” sahutku dan langsung mengambil buku ku dari Yoona.
“Kamu sangat marah denganku?” tanya Yoona yang telah melihat bukuku yang didalamnya banyak catatan yang menggambarkan aku sangat marah dengan Yoona.
“Pergi!” suruhku pada Yoona.
“Yul, mianhae,” maaf Yoona kepadaku.
“Pergi,” aku masih menyuruhnya pergi dari bangkuku.
“Yul, aku gak tau kalau kamu akan samarah ini. Please, mianhae Yul!” Yoona memaksa untuk minta maaf dengan ku.
Aku tinggal Yoona yang masih duduk di bangkuku. Aku pergi ke luar kelas dan duduk di depan kelas. Aku teringat lagi dengan masalah ini. Aku tidak dapat menahan air mataku untuk keluar. Mataku menggenang air yang sudah menumpuk. Jessica yang ada di depan kelas yang sedang pacaran dengan Donghae melihatku menangis.
“Gwaencanha Yul?” tanya Jessica khawatir.
“Ne,” jawab ku singkat.
“Apa ini masalahmu dengan Yoona dan Siwon lagi?” tanya Donghae.
“…,” aku tidak menjawab tapi aku menganggukkan kepalaku dengan pelan.
“Biar aku saja yang menangani Siwon,” kata Donghae.
“Ani, aku bisa menyelesaikannya sendiri tanpa bantuan kalian. Aku pasti bisa melakukannya,” yakinku.
“Up to you,” jawab Donghae.

———-

Matahari berganti bulan menandakan waktu malam. Di rumah aku membuka laptopku. Aku berniat untuk menghibur pikiranku dari semua masalah yang ku hadapi.
Ku lihat facebookku dan ada pesan di kotak masukku. Ku buka kotak masuk itu dan tertulis pesan itu dari Siwon. Ia mengirim pesan itu tentang hubungan ku dengan Yoona.

Siwon      : Yul, kenapa harus marah dengan Yoona. Yang salah bukan Yoona tapi aku. Aku yang memaksa Yoona untuk menerimaku. Kalau kau ingin menyalahkan Yoona, salahkan aku saja.
Yuri        : Ani, yang salah aku. Kalian berdua tidak salah. Aku yang salah.
Siwon     : Kalau begitu, maafkan Yoona. Akan ku lakukan apapun untuk mu. Tapi, kamu harus memaafkan Yoona.
Yuri        : Mian, kalau masalah untuk memaafkan Yoona aku masih belum bisa. Luka yang dibuat Yoona masih terlalu dalam. Sekali lagi mian.
Siwon     : Yoona akan memutuskan ku kalau kamu tidak memaafkannya.
Yuri        : Kalau aku menyuruh kalian untuk putus agar aku bisa memaafkan Yoona bagaimana?
Siwon     : Jangan yang itu. Aku tidak ingin jauh dari Yoona.
Yuri        : Mian Won, aku belum bisa!

Itu adalah pesan-pesan yang ada di kotak masuk ku. Aku memang masih belum bisa memaafkan Yoona saat ini. Entah apa yang masih bisa membuatku sangat benci dengan Yoona. Aku putuskan untuk tidur agar menghilangkan pikiranku ini.

*****

Hari ini, matahari menyembunyian sinarnya dari tebalnya awan. Udara yang dingin dan angin yang kencang menyelimuti pagi ini. Cuaca saat ini membuat suasana menjadi berbeda dari sebelumnya.
Aku berangkat ke sekolah dengan perasaan yang gembira. Entah apa yang membuatku gembira. Aku senang perasaanku tidak seperti yang dulu lagi. Perasaan yang selalu membuatku menangis.
Di kelas, aku tidak melihat Yoona. Biasanya ia datang lebih dulu, tapi sekarang ia tidak ada. Aku duduk di bangkuku, dan memainkan Hp ku seperti biasanya.
“Yul!” panggil Jessica setiba di depanku.
“Wae?” tanyaku.
“Siwon dan Yoona putus,” jawab Jessica.
“Mwo?” kagetku.
“Ne, tadi Donghae cerita denganku kalau Yoona dan Siwon putus,” jelas Jessica.
Aku diam dan mencerna kata-kata Jessica bahwa Siwon dan Yoona putus. Aku gak menyangka kalau akhirnya akan seperti ini. Apakah ini semua salahku? Aku gak bermaksud membuat mereka putus.
Aku tau dimana Yoona sekarang. Aku pergi berlari ke kelas Siwon. Ternyata tebakanku benar Yoona dan Siwon sedang bertengkar di depan kelas.
“Yoong!” teriakku pada Yoona yang berhasil membuat Yoona dan Siwon menoleh ke arahku.
“Yul!” kata Siwon pelan.
“Wae? Waeyeo? Apa yang membuat kalian putus?” tanyaku sedikit berteriak. “apa karena aku? karena aku kalian putus?” tebakku.
“Aku gak mau hubungan persahabatan kita berakhir Yul,” jawab Yoona.
“Ne, persahabatan kita berakhir. Kamu yang membuatnya berakhir,” setuju ku. “Apa pikiranmu putus dengan Siwon itu jalan keluarnya? Ani Yong, itu bukan jalan keluar. Bukan ini yang ku mau. Kamu memperlihatkan kalau kamu adalah orang yang terbaik. Mau mengorbankan cinta demi sehabat. Aku gak butuh itu. Yang ku butuhkan adalah kepercayaan,” jelasku.
“Tapi Yul, aku tulus melakukan ini. Mencari pacar itu mudah tapi mencari sahabat itu sulit. Aku putus dengan Siwon agar kita bisa bersama lagi. Menjadi sahabat yang gak pernah berakhir,” kata Yoona.
“Aku percaya denganmu, kalau kamu akan mendukungku dengan Siwon, tapi saat ini kamu yang bersama Siwon. Aku marah padamu bukan karena Siwon memilihmu, tapi karena kamu menghilangkan kepercayaan itu dariku,” jelasku.
Aku pergi meninggalkan Yoona dan Siwon sendirian. Aku pergi kekelas dengan wajahku yang penuh dengan air mata. Semua mata memandangku yang menangis. Aku tidak peduli anggapan mereka tentangku apa. Tapi, saat ini aku sangat terpukul dengan berita kalau Yoona dan Siwon putus karena aku.
Aku menuju bangkuku dan menyandarkan kepalaku di atas bangku. Aku mulai menangis tak terhenti. Semua anak di dalam kelas mengkhawatirkan aku terutama Jessica yang saat ini di sampingku.
Aku sungguh tidak tau apa yang kupikirkan. Aku merasa semangatku hilang. Kebahagianku musnah karena berita ini. Aku tidak ingin hal ini terjadi. Aku sungguh menyesal.
Jessica mengelus punggungku dengan pelan. Ia juga menyuruhku untuk berhenti menangis. Aku hanya bisa menangis dan menangis saat ini.
Awan yang begitu gelap menandakan akan turun hujan. Tidak lama setelah itu hujanpun turun dengan derasnya. Hal yang paling ku suka saat hujan adalah pulang pagi. Sekolahku dipulangkan setiap kali hujan turun dengan deras.
Semua murid-murid bergegas pulang sebelum semakin deras. Begitu juga denganku, aku pulang dengan jalan kaki dibawah rintikan hujan ini.
Dijalan, aku merasa kedinginan. Kedinginan akibat hujan yang cukup deras ini mengguyur tubuhku. Derasnya hujan saat ini pun menghalangi pandangan ku.
Aku ingin menyebrang saat ini. Kulihat tidak ada suara kendaraan pun yang melintas di jalan ini. Dengan tenangnya aku menyabrang jalan itu.
TTTTIIIIINNNNN
Suara klakson mobil yang berbunyi nyaring saat aku menyebrang. Tiba-tiba aku ditarik oleh seorang namja yang begitu melihatku yang seperti ini.
“Kau ingin mati!” teriak namja itu.
Derasnya hujan ini membuatku sulit untuk memandang namja ini. Dan ternyata namja ini adalah Siwon. “Siwon-si,” panggil ku pelan.
“Mwo,” jawabnya.
Brukk,…….
“Dimana ini?” tanyaku yang mulai bangun dari tidurku.
“Di rumah,” jawab Yeoja di depanku yang ku kenali itu adalah eomma ku.
“Eomma, ada apa denganku?” tanyaku.
“Tadi kamu pingsan, dan namja yang bernama Siwon menolongmu dan membawamu pulang,” jawab eomma.
Aku gak menyangka kalu Siwon akan membawaku pulang. Aku membuka laptopku dan mulai untuk browsing. Ku lihat ada kotak masuk di facebook ku. Ku buka kotak masuk itu dan ternyata Siwon mengirim pesan lagi.
Siwon : Bagaimana keadaanmu? Mungkin saat ini bukan waktunya untuk membahas ini. Tapi, aku minta tolong kepadamu untuk memaafkan Yoona.
Yuri : Bilang padanya kalau aku sudah memaafkannya. Tapi kalau untuk dekat denganya, mian aku belum bisa. Dan untuk hubungan kalian, aku gak peduli kalian pacaran atau gak. Tapi, aku harap kalian putus bukan karena aku. Kalau kalian putus karena aku, aku mohon untuk kembalilah.
Siwon : Gomawo sudah memaafkan Yoona, tapi kenapa gak mau dekat dengan Yoona? Dia sahabatmu Yul. Tetaplah bersamanya. Aku juga gak mau persahabatan kalian berakhir karena aku.
Yuri : Sorry I can’t.
Siwon : Wae?
Aku tidak membalas pesan Siwon. Aku meneteskan air mataku lagi. Aku tidak tau apa yang ku lakukan saat ini. Aku merasa bersalah karena Siwon dan Yoona putus. Tapi, luka ini masih belum dapat tertutupi hanya karena mereka putus.
Ku baringkan tubuhku di atas tempat tidur. Kututup mataku dan mencoba untuk melupakan semua yang terjadi hari ini. Aku sungguh butuh tempat yang membuat pikiranku fresh.
Suasana yang sunyi yang hanya terdengar suara rintikan hujan saat ini. Suasana yang seperti ini berhasil membuat suasana hatiku tenang. Aku ingin dapat memutar waktu dan tidak akan terjadi seperti ini.

*****

Hari ini hari minggu, jadi aku tidak perlu untuk pergi ke sekolah dan bertemu dengan dua orang itu. Aku ingin seharian berada di rumah.
Aku merenungkan apa yang terbaik buat kita bertiga. Aku gak tau harus melakukan apa. Aku berfikir seharian penuh dengan masalah ini.
Aku putuskan untuk bermain ke taman di tengah komplek rumah ku. Aku pergi ke sana sendirian.
Setelah sampai disana aku memilih duduk di tempat ayunan. Aku melihat banyak anak kecil yang sedang bermain-main.
“Unni, ikut main!” ajak salah satu anak kecil itu.
“Ne,” jawabku sambil tersenyum.
Aku bermain dengan anak-anak itu. Berlari-lari, petak umpet, ayunan semuanya ku lakukan bersama anak-anak itu. Aku merasakan kebahagiaan tumbuh dalam hatiku.
Aku merasa sedikit lelah. Aku duduk di ayunan dan melihat anak-anak sedang bermain di taman. Aku masih memikirkan apa yang harus ku lakukan.
“Apakah aku harus pindah sekolah untuk menyelesaikan ini?” tanyaku dalam hati.
Tiba-tiba aku memikirkan untuk pindah sekolah. Aku gak tau apa yang harus ku lakukan agar keluar dari masalah ini. Mungkin pindah sekolah adalah keputusan yang tepat agar tidak mengganggu mereka dan bisa melupakan Yoona dan Siwon.

———-

Dibawah gelapnya malam, aku berada di taman belakang rumah ku. Aku mendongak ke atas dan kulihat banyak bintang di sana. Bintang yang berkerlap-kerlip dengan indahnya. Aku mematangkankan lagi keputusanku untuk pindah sekolah.
“Yul, apa yang kamu lakukan disana?” tanya eomma ku yang melihatku duduk sendirian malam-malam di taman dan memandangi bintang.
“Eomma, boleh aku bicara denganmu?” tanyaku pada eomma.
“Ne, wae?”
“Eomma, aku ingin pindah sekolah. Eomma mengijinkan?” ijinku.
“Mwo?” kaget eomma ku. “Buat apa pindah sekolah? Kamu gak nyaman disana?” tanya eomma.
“Ne, aku gak nyaman. Dan aku memang harus keluar dari sana,” jawabku.
“Apa kamu ada masalah di sekolah?”
“Ani.”
“Wae? Waeyo kamu ingin pindah sekolah?”
“Eomma, yang penting aku ingin pindah sekolah!” jelasku.
“Eomma akan bicara dulu dengan appa mu. Kalau appa mu mengijinkan baiklah,” kata Eomma.
Eomma pergi begitu saja. Ku liat dari sini eomma pergi ke arah appa. Mereka mulai mengobrol tentang masalah ini.
Aku berdoa agar appa mengijinkan aku keluar dari sekolah. Cara keluar dari sekolah mungkin cara yang tepat.
Hari sudah terlalu malam. Aku juga sudah mulai mengantuk. Aku masuk rumah dan pergi ke kamar untuk tidur.
“Semoga besok hari yang menyenangkan,” kataku sambil mematikan lampu kamarku.

*****

Hari ini sengaja aku tidak masuk sekolah. Eomma ku pergi ke sekolah untuk mengurus semua surat pindahku. Aku di rumah sendirian. Ku lihat Hp ku banyak pesan dari Jessica.
Jessica : Yul, kok belum datang?
Jessica : Yul, kamu absen?
Jessica : Yul, kamu sakit?
Jessica : Yul, kamu pindah sekolah?
Jessica : Waeyo Yul?
Jessica : Balas Yul!
Itu semua pesan dari Jessica yang menanyakan keadaanku. Mungkin di kelas sudah tersebar berita kepindahanku.
Yuri : Mian Jess, aku harus melakukan ini. Ini keputusan ku yang sudah matang. Doakan saja aku agar dapat melupakan mereka dan hidup bahagia.
Itu pesan yang ku balas. Aku mematikan Hpku dan mengganti nomerku agar gak ada lagi yang menanyakan keberadaanku.
Aku benar-benar memulai hidup baruku. Semua yang dapat berhubungan dengan masa laluku aku buang. Twitter, facebook, email aku nonaktifkan semua. Aku memang sudah gak waras melakukan inil. Tapi hanya inilah yang dapat kulakukan untuk meninggalkan masa laluku.
Aku hanya pindah tempat sekolahku. Aku gak pindah rumah. Mungkin kalau mereka pergi ke rumahku masih bisa. Tapi, aku gak akan menerima mereka masuk rumahku.

*****

1 Month Later
Aku sudah pindah sekolah ke sekolah yang lebih jauh dari sekolahku yang dulu. Aku gak tau apa yang terjadi dengan Yoona dan Siwon. Aku memutus hubunganku dengan mereka. Aku gak tau bagaimana keadaan mereka.
Saat pulang sekolah ku lihat Jessica sedang berjalan menuju arah ku. Jessica menuju arahku bersama Donghae. Mereka membawa sebuah kotak yang cukup besar.
“Yul, Yoona memberikan ini untukmu. Dan please! Kali ini terima pemberian ini,” kata Jessica.
“Buat apa? Aku sudah gak ada hubungan dengannya lagi,” kataku cuek.
“Please, Yul. Ini penting!”
“Sudahlah Jess… Lebih baik kau bawa kotak ini.  Gomawo udah mengunjungiku.”
Aku pergi ke arah berlawanan dengan Jessica dan Donghae. Aku berlari meninggalkan mereka berdua. Aku meneteskan airmata yang udah dari dulu berhenti. Aku teringat masa laluku dengan Yoona.
Saat dirumah aku lihat kotak surat di depan rumah ku. Aku melihat ada surat untukku dan surat itu dari Yoona. Aku mengambilnya dan membacanya di kamar.

Yuri my friend…
Mianhae semua kesalahanku padamu.
Aku sadar kalau ditinggal sahabat lebih menyakitkan dari pada ditinggal pacar.
Kamu ingat pertama kali kita bertemu?
Saat itu kita masih kecil dan sangat nakal.
Saat itu juga kamu dan aku dapat hukuman.
Kita sama-sama menjaili songsaenim.
Saat itu juga kita menjadi lebih dekat dan menjaili orang bersama.
Aku ingin hubungan kita seperti dulu lagi.
Bermain bersama, bahagia bersama, sedih bersama, dihukum bersama.
Mungkin sekarang kamu masih belum menerima ku lagi.
Aku hanya ingin memberi tau kalau aku pergi ke New York.
Disana appaku dipindah kerjanya. Mungkin dalam waktu yang sangat lama.
Ku harap saat pulang nanti kamu sudah memaafkanku.
Mianhae Yul,,
Yoona ‘Your Enemy’

Aku meneteskan air mataku lagi. Aku memejamkan mataku dan mengingat masa lalu indahku dengan Yoona. Banyak orang bilang kalau kita the best friend.
Aku menelepon Jessica untuk mengantarkan kotak itu ke rumahku. Aku penasaran dengan isi dari kotak itu. Mungkin sekarang aku akan belajar untuk menerima Yoona lagi. Sahabat adalah segalanya.
Tokk.. Tokk.. Tokk…
Suara pintu kamarku terdengar. Aku yakin pasti itu Jessica yang memberikan kotak itu.
“Masuklah!” suruh ku.
Jessica masuk dengan membawa kotak itu lalu pergi meninggalkanku karena sedang ditunggu Donghae.
Aku membuka perlahan kotak itu. Kotak yang cukup besar berisi album foto-foto kita waktu kecil bersama, boneka yang pasangan dan benda-benda yang kembar dengan benda yang kumiliki. Semua ada di dalam kotak itu.
“Yoong aku akan berusaha menerimamu lagi,” aku berkata dalam hati.

*****

3 tahun kemudian….

Kini aku tlah memasuki sebuah Universitas terkenal di Seoul. Dan aku pun sudah melupakan kejadian menyakitkan 3 tahun lalu. Kehilangan cinta dan kepercayaan terhadap sahabat. Kini aku sudah tak pernah mau bersahabat. Waktu 3 tahun di sekolah pun aku habiskan sendiri. Meskipun begitu masih banyak teman yang mau berteman denganku. Aku pun sangat berterima kasih kepada mereka.
Kini tlah ku ambil jurusan bisnis semester 2 di Universitas ini. Bisnis ? Kenapa ku mengambil itu ? Entahlah hati yang bicara.

Pagi itu,, ku berangkat seperti biasanya. Dengan mengendarai mobil sport putih pribadiku. Hari ini mata pelajaran dimulai siang hari. Jadi aku tak perlu terburu-buru dalam mengendarai, karena jam masih menunjukkan pukul 9 pagi.
Ku parkirkan mobil ku di tempat biasa. Ku berjalan santai tanpa tujuan. Tapi langkahku membuatku berjalan ke arah taman belakang. Ini adalah tempat favoritku. Disini aku menghabiskan waktu dengan headphone yang slalu setia di telingaku.
Hampir 1 jam disini, aku dikagetkan dengan tepukan di pundakku.
“Kwon Yuri?” tanya orang itu
“Ne… Siapa ya ?”
“Ani. Aku hanya menyampaikan pesan. Mr. Danang memanggilmu, ia bilang bahwa ia butuh bantuanmu”
“Benarkah ?? Dimana bisa aku menemukannya ?”
“Dia ada di ruang administrasi. Katanya ada mahasiswa baru, mungkin saja kau disuruh untuk membantunya. Kau kan mahasiswi berbakat disini.”
“Ah kau ini, bisa saja. Baiklah. Gamsahamnida.”
“Ne…”

———-
“Yuri ??”
“Ne Mr. Ada yang bisa saya bantu ?”
“Saya ingin mohon bantuan kepadamu. Ada mahasiswa baru disini. Bisakah kau membantunya beradaptasi dengan kampus ini ?”
“Ne.. Saya bisa”
“Baguslah saya panggilkan dulu. Mr. Choi”
‘Choi ? Jangan-jangan… Ah mana mungkin ucapku dalam hati
“Ne Mr…”
“Perkenalkan yeoja ini Kwon Yuri. Mahasiswi berbakat di kampus ini. Yuri,, ini Choi Siwon. Mahasiswa baru yang akan kau bantu selama ia disini.”
“Mwo ?? Siwon ??” “Yuri ??” ucap kami bersamaan.
“Kalian sudah saling kenal rupanya. Kalo begitu selamat bekerja sama”

———-

“Yul,, bagaimana keadaanmu ?” ucap Siwon dari tadi yang sepertinya tak henti menatapaku
“Di sini ruangan musiknya” ucapku yang mencoba mengalihkan pembicaraan
“Yul ??” ucap Siwon sambil menarik lenganku
“Mwo ?” ucapku tanpa menoleh kepadanya
“Kau masih marah padaku ?”
“Ani. Sudahlah kita lanjutkan perjalanan ini” jawabku sambil mencoba melepas genggamannya
“Yul… aku tau kau pasti masih marah padaku dan Yoona. Tapi apakah pengorbanan kami slama ini tak menggugah hatimu ?? maafkan aku Yul…” ucapnya
“……”
“Yul ?? Apa kau tau bahwa Yoona masih di New York sekarang ?” tanyanya lagi
“Sudahlah Won… aku tak ingin membahas masalah itu lagi. Aku tlah mencoba melupakan semuanya dalam jangka 3 tahun ini. Tapi kenapa kini kau muncul lagi di hadapanku ? Kau ingin aku menangis lagi di hadapan mu ? Apa itu maumu ? Kenapa kau lakukan ini ? Apa salahku Won ?” tanyaku bertubi-tubi padanya
“Yul… aku minta maaf” ucapnya lagi sambil menunduk
“Apa hanya kata maaf yang bisa kau ucapkan hah ?? sudahlah Won lepaskan aku.! Aku ada kelas sebentar lagi”
Aku pergi meninggalkan Siwon sendiri. Aku pergi ke kelas tanpa mengeluarkan air mata seperti biasanya. Mungkin sekarang aku sudah melupakan semua masalalu ku dan bisa menjalani hidupku yang baru.

~END~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar